Sekjen PBB Ban Ki-moon, Rabu (2/6/2010), menuntut Israel segera mencabut blokadenya atas Jalur Gaza setelah serangan terhadap armada yang membawa bantuan kemanusiaan untuk penduduk Jalur Gaza.
Ketika berbicara setibanya dari kunjungan ke Brasil, Malawi, dan Uganda, Ban mengemukakan kepada wartawan masalah utama di balik tragedi, Senin, itu adalah blokade Israel yang lama dan menyengsarakan rakyat Jalur Gaza, yang ia sebut sebagai kontraproduktif, keliru, dan tidak bisa dibenarkan.
Sekjen PBB mengatakan, pihak berwenang Israel harus memberikan laporan lengkap dan terperinci menyangkut serangan pasukan komando terhadap enam kapal yang berusaha menerobos blokade terhadap Jalur Gaza untuk menyerahkan sekitar 10.000 ton barang bantuan.
Pasukan komando Israel naik ke salah satu dari kapal-kapal yang membawa bantuan tujuan Jalur Gaza itu dalam serangan Senin subuh, yang menewaskan paling tidak sembilan penumpang. Kantor berita China, Xinhua, dan kantor berita Iran, IRNA, menyebut jumlah korban tewas 19.
Militer Israel mengatakan, pasukan komando itu terpaksa menggunakan kekerasan setelah mereka diserang para aktivis dengan tongkat dan pisau segera setelah mereka mendarat di geladak kapal itu. Para penyelenggara armada yang disebut "Freedom Flotila" itu membantah pernyataan militer Israel tersebut dan mengatakan, tentara itu mulai menembak segera setelah mereka naik ke kapal tersebut.
Ban mengatakan, ia sedang mencari berbagai opsi untuk melakukan penyelidikan segera, dapat dipercaya, tidak memihak, dan transparan atas insiden itu, yang Dewan Keamanan usulkan diselenggarakan pada hari Minggu.
Ia juga menyatakan bahwa Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang berpusat di Geneva, Rabu, memutuskan akan melakukan penyelidikan internasional terhadap serangan Israel itu. "Segalanya harus dilakukan untuk mencegah insiden seperti itu tidak terulang pada masa mendatang," kata Ban. "Semua pihak yang terkait harus bertindak dengan pikiran yang sehat dan bertanggung jawab, dan sesuai dengan hukum internasional."
Dengan menegaskan perlunya menghindari provokasi, Ban mengatakan, badan dunia itu menyampaikan keprihatinannya akan hal itu dengan mitra internasional dan pihak berwenang Israel.
Rabu pagi, Israel mendeportasi lebih dari 600 aktivis asing yang menyatakan serangan itu bertentangan dengan laporan-laporan Israel bahwa serdadunya bertindak untuk membela diri.
Israel segera mendeportasi para aktivis pro-Palestina itu setelah Turki melakukan tekanan melalui Amerika Serikat dan memperingatkan tindakan baru terhadap negara Yahudi itu, yang mengancam akan lebih memperdalam krisis antara kedua negara yang sebelumnya sekutu dekat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, blokade Israel adalah penting untuk mencegah senjata-senjata masuk ke Gaza. "Hamas terus mempersenjatai dirinya dan Iran terus mengirim senjata kepada Hamas," kata Netanyahu.
Kamis, 03 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar