Negeri Gajah Putih berangsur pulih. Sepuluh hari pascabentrokan antara kelompok "Kaus Merah" melawan tentara, pemerintah Thailand pun akhirnya mencabut jam malam. "Tapi, keadaan darurat masih diberlakukan," kata Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva sebagaimana media massa AP, Bangkok Post, dan The Nation menulis pada Jumat (28/5/2010).
Abhisit bahkan mengatakan jam malam memang tak butuh perpanjangan. Soalnya, situasi sudah terkendali.
Lebih dari 80 orang tewas dalam kerusuhan yang dipicu oleh unjuk rasa yang mulai berlangsung sejak 14 Maret. Kala itu, Kaus Merah sempat menguasai kawasan-kawasan penting di Bangkok, menuntut pemerintahan Abhisit mengundurkan diri.
Aksi unjuk rasa itu juga mengganggu bisnis perhotelan, restoran, dan pusat perbelanjaan. Saat operasi militer berlangsung, para pengunjuk rasa membakar dan merusak beberapa gedung, termasuk gedung bursa Bangkok dan pusat pertokoan terbesar di Bangkok, World Plaza.
Perdana Menteri Abhisit sempat berjanji akan menggelar pemilihan umum pada November, dengan syarat pengunjuk rasa menghentikan aksinya. Namun Kaus Merah tetap berunjuk rasa dan Abhisit menarik kembali rencana pemilihan umum awal itu. Walau keadaan sudah tenang, masyarakat Thailand tampaknya sudah terpecah akibat unjuk rasa tersebut.
Minggu, 30 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar