Kondisi stres yang sedang kita alami, baik mengenai tekanan pekerjaan maupun masalah keluarga, cenderung membuat kita menjadi orang yang lebih cepat marah dan mudah emosi.
Di dalam berhubungan, terkadang perilaku tersebut bisa menyebabkan perasaan tersinggung atau bahkan pertengkaran dengan pasangan kita. Oleh sebab itu, mari redam hawa peperangan dengan mengerti sedikit siapa dan bagaimanakah pasangan kita.
Tidak ada orang yang sempurna. Kita semua pasti memiliki kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan pasangan kita. Dengan mencoba belajar untuk bisa melihat mereka dari sudut pandang yang lebih rasional atau lebih dimengerti, mungkin bisa menjadi kado hari Valentine terbaik yang bisa diberikan kepada pasangan kita.
Menurut studi yang dilakukan di University of Washington, Neil Jacobson, PhD, psikolog dan pendiri integrative behavioral couples therapy, menyatakan perilaku saling menerima antar pasangan tidak hanya akan meningkatkan keintiman dan kepuasan dalam berhubungan saja, tapi juga bisa menghindari kita terjadinya perselingkuhan. Sebab dengan sikap saling menerima, maka kedua belah pihak tidak akan merasakan adanya tekanan satu sama lain.
Sembrono. Jika seorang pria mampu membangun rumah, menerbangkan pesawat, memperbaiki mobil yang rusak, tapi banyak wanita yang merasa heran, mengapa para suami tidak bisa membersihkan cucian piring? Atau sekedar mengganti tisu di toilet yang sudah habis? Sebenarnya, kita tidak perlu seorang profesor untuk mengetahui alasan mengapa wanita lebih condong bisa melakukan pekerjaan rumah lebih banyak dibading yang para kaum pria bisa kerjakan.
Sebenarnya, faktor keengganan suami pasangan membantu kita adalah karena mereka memiliki rasa takut lebih besar akan mengganggu pekerjaan kita dibanding kekacauan yang bisa dan akan mereka perbuat.
Dibanding marah-marah, sebaiknya apa yang bisa kita lakukan? Gunakanlah komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang tidak hanya sebatas penyampaian pesan saja tapi harus disertakan dengan kontak verbal, seperti kontak mata dan penggunaan intonasi yang tepat, atau kita bisa membubuhkan sedikit humor. Jika suami tampak tidak peduli sama sekali dengan debu-debu yang menempel di perabot rumah, maka pahamilah bahwa memang kaum pria tidak didesain untuk bisa memperhatikan hal-hal yang kecil seperti kaum perempuan.
Tidak banyak bicara. Biasanya, wanita memang lebih terbuka dan cerewet dibanding kaum pria. Penelitian yang dilakukan Ronald F.Levant, EdD, dari University of Akron, menyatakan sebenarnya baik lelaki maupun perempuan dilahirkan dengan kapasitas berperilaku ekspresif yang sama, namun yang membuatnya berbeda adalah cara mensosialisasikannya saja.
Orang tua akan lebih cenderung mengekspos jangkauan emosi mereka yang lebih luas pada anak perempuannya dibanding anak lelaki, dan orang tua juga bekerja keras untuk bisa mengantur perubahan emosi dari anak-anak mereka. Mungkin saja, pasangan hidup kita merupakan tipe lelaki pendiam dikarenakan sejak kecil memang mereka tidak diajarkan untuk mengekspresikan emosi mereka.
Jadi jangan pernah menginterpretasikan “diamnya” pasangan sebagai sinyal bahwa mereka sudah mulai bosan dan tidak lagi tertarik dengan kita. Seharusnya, jika kita percaya akan besarnya cinta pasangan pada kita, maka kita bisa melihat bagaimana pasangan mengkomunikasikan bentuk cinta mereka dengan cara yang non-verbal.
Terlalu sibuk. Memiliki pasangan yang bekerja 7/24 jam memang kadang membuat kita kesal, marah dan tidak dihargai. Tapi cobalah kita selami satu kata, yaitu pengampunan. Dimana kita bisa menerima dan mengampuni kesalahan orang lain serta mengubah pengampunan tersebut menjadi rasa sayang.
Ajaklah pasangan kita untuk berbicara dari hati ke hati, ketimbang hanya menyalahkan dan mengeluarkan kalimat makian. Berikan rasa hormat dan dukungan kepada pasangan kita sehingga mereka bisa merasakan kalau kita selalu ada untuk mendukung dan memberikan perhatian kepada mereka. Dan pada akhirnya, mereka dengan sendirinya akan merubah jadwal kerja dan ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan kita.
Berusaha untuk belajar mencintai kekurangan pasangan kita bukan berarti mereka akan merubah perilaku mereka. Tapi, yang pasti kita sendiri akan merasakan perubahannya, seperti peningkatan rasa percaya, intimasi, dan rasa sayang kepada pasangan kita. Coba pada valentine kali ini :
1. Tuliskan surat kepada pasangan kita yang berisi apresiasi kita untuk segala bentuk empati, keingintahuan, dan kebaikan yang dia tunjukkan melalui kekurangan yang ada padanya.
2. Berikan pasangan kita kado spesial untuk merayakan perbedaan kita. Contoh, jika pasangan kita suka menikmati konser dengan hingar bingarnya dan kita tidak, coba belilah 2 tiket konser untuk kita tonton bersama. Tunjukkan betapa besarnya cinta kita dengan menikmati konser tersebut karena hal itu yang akan membuat pasangan kita bahagia.
Rabu, 05 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar