Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi
pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis
yang berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan
di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa
jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti
gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang
permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya
dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat
tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur''an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas.
Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut.
Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan
tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang
terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini
memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur''an adalah kalam Allah.
Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke
bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut;
"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan
dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al
Qur''an, 43:11)
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan
dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513
trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi
dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang
menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini.
Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak
akan mampu membuat siklus seperti ini.
Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni
513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur''an dengan menggunakan istilah "menurunkan air
dari langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi
dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini,..
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan
ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak
pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama
seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
Sabtu, 17 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar