Kamis, 29 April 2010

Waspadai Bahaya Wadah Plastik

Seiring dengan pesatnya perkembangan jaman, semakin banyak pula bahaya yang diam-diam mengancam. Seperti halnya penggunaan wadah plastik. Jika pemilihan wadah tidak tepat, hal itu bisa membahayakan kesehatan dan dampaknya baru dirasakan di masa depan.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi global yang terjadi dalam setahun belakangan terakhir, menjadi fenomena tersendiri mengingat banyak banyak masyarakat beralih membawa bekal dari rumah. Entah untuk anak-anak di sekolah maupun mereka yang bekerja kantoran. Kendati dipastikan makanannya bermutu, bergizi, bersih dan sehat, namun jika wadah yang digunakan tidak tepat atau kualitasnya buruk, hal itu justru mampu memicu datangnya penyakit.

"Hati-hati membungkus makanan terutama menggunakan tas plastik hitam. Karena jika plastik ini bersentuhan dengan makanan, maka akan sangat membahayakan karena racunnya akan migrasi atau berpindah ke makanan," ujar Dr Yadi Haryadi, ahli pangan dari Institut Pertanian bogor (IPB) dalam acara talkshow "Plastik sebagai Wadah yang Ramah bagi Kesehatan dan Lingkungan", di Jakarta, Selasa (2/6).

Ditambahkan oleh Dr Yadi, penggunaan plastik semakin berbahaya jika makanan dalam kondisi panas. "Peningkatan migrasi bisa lima kali lebih tinggi jika makanan yang dimasukkan ke plastik dalam kondisi panas. Sebaliknya, jika dingin dan kontak makanan tidak terjadi terlalu lama relatif lebih aman. Sebaiknya, hindari penempatan makanan panas secara langsung dalam wadah. Silakan Anda atur waktu pendinginan terlebih dahulu, bisa menggunakan piring atau mangkuk. Jika sudah agak dingin, baru masukkan dalam wadah dan siap dibawa," paparnya.

Sebagaimana diketahui penggunaan wadah sebagai tempat bekal memang sangat ramah lingkungan. Namun begitu, penting untuk diketahui masyarakat wadah seperti apa yang aman, bersih dan tahan lama. "Ada plastik yang aman dan tidak aman sebagai tempat makanan. Plastik yang tidak aman biasanya seperti plastik hitam karena mengandung monumer dan oksidan, vinil klorida serta Stiren. Bahan-bahan ini sangat membahayakan," ungkap Dr Yadi.

Hal yang sama diungkapkan oleh Ir Wawas Swathatafrijiah, Kepala Balai Sentra Teknologi Polimer dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Menurutnya, para orangtua sebaiknya pintar dalam memilih wadah yang tepat dan tidak tergiur harga murah. Pasalnya, semua berujung pada kesehatan keluarga.

"Pilih wadah yang sudah terbukti aman digunakan masyarakat. Belilah yang asli, bukan tiruan. Jika perlu belilah dari perwakilan atau dealer resmi," serunya.

Diungkapkan lebih jauh, Ir Wawas mengingatkan bahwa setiap wadah yang berkualitas memiliki ciri khas tersendiri. Baik itu terdapat tanda Registered ®, Trendmark TM, terlihat tulisan food grade atau lambang sendok dan garpu. "Biasanya barang-barang dari plastik atau melamin asli, dipastikan aman untuk digunakan jika ada lambang sendok garpu. Sayangnya, memang kode tersebut kini banyak dipalsukan oleh sejumlah produsen," terang Ir Wawas lagi.

Nah, bagi Anda yang peduli akan kesehatan keluarga, sudah waktunya untuk pintar-pintaar memilih. Penggunaan wadah plastik memang tidak dilarang, tapi akan lebih baik jika memilih wadah yang berkualitas. Hal itu bisa mengurangi rasa kekhawatiran Anda.

"Untuk medeteksi kualitas wadah plastik sebenarnya mudah. Yang pertama, jangan tergiur dengan harga murah. Kedua, perhatikan ciri khususnya. Terakhir, jika saat proses pencucian bau sabun masih tercium pekat, itu berarti proses pembuatan wadah tidak baik. Karena sabun telah masuk ke pori-pori sehingga bau tak hilang. Perhatikan pula warnanya, jika sudah berubah warna sebaiknya wadah diganti," tutup Ir wawas.

Sekedar informasi, acara talkshow ini diselenggarakan oleh Tupperware, yang bertujuan untuk mendidik masyarakat untuk senantiasa menggunakan wadah makanan yang ramah kesehatan dan ramah lingkungan. Tupperware sendiri selama ini memang berkomitmen untuk memberikan keyakinan keamanan produk bagi konsumen, antara lain dengan mencantumkan kode food grade di setiap produk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar