Potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangat menjanjikan bila dikembangkan untuk meningkatkan perolehan devisa negara maupun untuk kesejahteraan bangsa dan negara.
Ibarat "mutiara terpendam" potensi kelautan itu belum banyak disentuh, mulai dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) maupun kawasan sepanjang pantai.
Dari Sabang sampai Merauke dengan luas lautan sekitar 3,1 juta Km2, ZEE 2,7 juta Km2 dan panjang pantai 81.000 km mengandung potensi ekonomi yang bernilai ekonomis tinggi.
Negara maju yang sukses mengelola sumberdaya kelautan ingin merintis kerjasama dengan Indonesia, tutur Menteri Negara Kelautan dan Perikanan Fredy Numbery di Nusa Dua, Bali.
Di sela-sela kesibukan mengikuti Pertemuan Masyarakat Aquaculture Dunia (World Aquaqulture Society-Was) yang melibatkan 2.000 peserta dari 85 negara di dunia yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia mencontohkan Hawaii adalah sebuah negara yang sukses dalam bidang perikanan, namun tetap ingin merintis kerjasama dengan Indonesia dalam hal pengelolaannya.
Perkawinan teknologi bidang perikanan antara Hawaii dan Indonesia diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih baik, sekaligus menggarap potensi kelautan Indonesia secara maksimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sejumlah investor dari mancanegara berkeinginan menanamkan modal di Indonesia dalam bidang pengadaan armada penangkapan ikan maupun pengolahan sumberdaya kelautan.
Kehadiran pemilik modal itu juga diarahkan untuk bekerjasama dalam mengatasi berbagai hambatan dan permasalahan dalam memajukan pembangunan bidang perikanan dan kelautan di Tanah Air.
Indonesia sendiri dalam mengelola sumberdaya kelautan yang begitu melimpah menurut Sarwono Kusumaatmadja, mantan menteri kelautan dan perikanan perlu belajar banyak dari Vietnam.
Vietnam sebuah negara yang selama ini sukses mengembangkan bisnis sumberdaya perairan laut dengan menggandeng investor mancanegara, termasuk pemilik modal dari Indonesia sendiri.
Investor luar tertarik menanamkan dananya di Vietnam, berkat peraturan yang tidak berbelit-belit, para pemodal tidak menjumpai masalah tanah dan proses perijinan yang lancar.
Hal itu berbeda dengan Indonesia selama ini, sering timbul masalah tanah begitu investor datang serta proses perijinan yang tidak lancar.
Citra yang kurang baik itu hendaknya dapat diperbaiki sehingga di masa mendatang investor asing berlomba-lomba menanamkan modalnya di Indonesia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaruh perhatian besar agar lembaga yang menangani kelautan dan perikanan dapat melakukan pembenahan ke dalam, agar investor mancanegara tertarik menanamkan modalnya. Kendalikan penangkapan
Dirjen Perikanan Budidaya Kantor Meneg Kelautan dan Perikanan, M Fatuchri Sukadi mengatakan, meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya kelautan, namun harus tetap melakukan pengendalian dalam bidang penangkapan.
Selain itu Indonesia juga perlu mengintensifkan pengembangan budidaya perikanan, sebagai antisipasi dan menjaga potensi bidang kelautan di masa-masa mendatang, mengingat sulitnya produksi bidang kelautan.
Indonesia menghadapi berbagai kendala dalam bidang penangkapan antara lain menyangkut bahan bakar minyak untuk pengoperasian kapal, serta jumlah peralatan yang terbatas.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah kekhawatiran terhadap terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Jika itu sampai terjadi, akan mengakibatkan terganggunya habitat ikan, sekaligus sulit untuk berkembang.
Oleh sebab itu, perikanan budidaya terus dikembangkan, mengingat potensi kelautan yang sangat besar, khususnya di sepanjang 81.000 km garis pantai.
Jika upaya itu dapat dilakukan maksimal akan mampu meningkatkan ekspor hasil perikanan yang selama ini setiap tahunnya bernilai sekitar dua miliar dolar AS.
Dengan berbagai upaya tersebut Indonesia kelak diharapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara besar dalam pengembangan budidaya kelautan, sekaligus menciptakan lapangan kerja, kata Dirjen Fatuchri Sukadi.
Teknologi Perikanan
Pertemuan Masyarakat Aquaculture Dunia yang berlangsung selama empat hari hingga 13 Mei mendatang juga diisi dengan kegiatan pameran yang menampilkan teknologi di bidang sumberdaya perairan laut, mulai dari pembudidayaan, penangkapan hingga pengolahan hasil.
Pameran yang terdiri atas 173 stand (saung) diikuti ratusan pengusaha yang berasal dari 85 negara di kawasan dunia, yang selama ini cukup sukses mengembangkan potensi kelautan di negaranya masing-masing.
Menteri Fredy Numbery menyambut baik keikutsertaan perusahaan asing dalam memamerkan teknologi dan produk pengolahan bidang kelautan dan diharapkan mampu sebagai sarana tukar-menukar informasi serta meningkatkan wawasan dalam alih teknologi.
Indonesia lewat pameran itu diharapkan bisa belajar banyak serta meningkatkan wawasan dan alih teknologi dalam bidang perikanan, khususnya pengembangan budidaya.
Puluhan perusahaan dari Hawaii, Jepang dan Australia memamerkan teknologi mendukung pengembangan budidaya, serta penangkapan ikan di perairan laut.
Kamis, 08 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar