Penggunaan sistem operasi windows sudah sangat dikenal dan pakai oleh (hampir) seluruh pengguna komputer di dunia ini. Hal ini membuat sistem operasi windows laku keras dipandang dari segi bisnis maupun dari segi penyebaran cara penggunannya. Meski demikian, saat ini windows sepertinya sudah mendapat saingan dengan munculnya sistem operasi GNU/Linux. GNU/Linux merupakan pemain baru dalam dunia sistem operasi dan bisnis. Sejauh mana pemain baru ini ikut dalam kancah pembangunan struktur sistem informasi dan bagaimana peluang bisnisnya? Tulisan singkat ini akan memandang hal tersebut untuk memberikan gambaran umumnya.
Sejarah Linux sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1984 dengan maksud luhur bahwa setiap perangkat lunak yang dibuat seharusnya dapat dikembangkan dan digunakan bersama-sama secara bebas. Empat kebebasan yang ditawarkan oleh GPL berlaku juga untuk kernel Linux, yakni: 1) Kebebasan menjalankan program untuk tujuan apa saja; 2) Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimana akses ke kode program merupakan prasyarat; 3) Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu sesama Anda, dan; 4) Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya ke khalayak umum sehingga semua dapat menikmati keuntungan. Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan atau tidak menggunakan GNU/Linux. Alasan untuk menggunakannya tentu saja merupakan pendapat positif tentang GNU/Linux, dan begitu pula sebaliknya. Alasan positifnya adalah: Gratis, Fleksibel, Lisensi, Stabil, Performance bagus, Kelayakan terhadap standar, Dukungan perangkat keras, Peran dalam Internet, Interaksi terhadap system yang lain, Bebas Y2K-bug, dan Bebas Virus. Sedangkan pendapat negatif tentang GNU/Linux antara lain: Tidak User-friendly, Instalasi yang sulit, Kurangnya Aplikasi, Dokumentasi yang buruk, Dukungan yang kurang terhadap sistem yang lebih besar, Masalah keamanan, Kurangnya dukungan, Tidak adanya kejelasan hukum, Tidak Adanya Kontrol terhadap Kualitas, dan Perangkat lunak gratis seharusnya tidak digunakan dalam kegiatan produksi.
Dilihat dari pengaruhnya, GNU/Linux sangat berpengaruh terhadap para profesional Teknologi Informasi (TI) terutama sekali dalam dunia bisnis. Keberadaan GNU/Linux tidak dapat diingkari lagi, setidaknya hal ini dapat menjadi pilihan dalam setiap pengambilan keputusan.
Bisnis bersama GNU/Linux.
Semakin hari para profesional IT dituntut untuk selalu dapat memberikan solusi yang berimbang dari segi fungsi dan biaya. Dari pembelian perangkat keras, biaya perangkat lunak, biaya sumber daya, masalah biaya yang diekivalensikan dengan waktu, dan masalah maintenance. Dari keempat parameter diatas, dengan menggunakan GNU/Linux setidaknya kita dapat mengurangi biaya lisensi sehingga nilai fungsionalitas dari proyek tersebut dapat bertambah. Masalah maintenance GNU/Linux dikenal hanya butuh sedikit biaya dan tentunya update program dapat dilakukan dengan biaya hampir NOL. Masalah yang masih mengganjal saat ini adalah tentang sumberdaya, dimana seperti yang kita ketahui tidak banyak orang yang mengerti GNU/Linux dengan baik. Cengkeraman GNU/Linux semakin kuat ketika masalah datang dan memberikan komitmennya untuk GNU/Linux. Pertama, dilandasi dengan perekonomian yang memburuk, para pengguna teknologi sistem informasi mau tidak mau harus memutar otak untuk dapat memberikan layanan yang baik dengan harga yang murah. Kedua, Intel Corp., sebagai penghasil prosesor PC mulai mengalihkan haluannya untuk bergerak ke GNU/Linux. Yang terakhir adalah ketika dunia semakin muak dengan monopoli Microsoft yang semakin lama semakin mencengkeram para pengguna produknya. GNU/Linux yang mulai merambah ke dunia bisnis plus dengan data statistik yang mengagumkan. Beberapa perusahaan besar dan warnet-warnet (netcafe) mulai mengganti komputernya dengan komputer GNU/Linux berbasis Intel. Ketika kita semua mengerti bisnis perangkat lunak, kita hanya mengerti bagaimana menjual perangkat lunak.
Jika GNU/Linux bisa didapat secara bebas, bagai-mana kemudian kita dapat mengambil keuntungan dari kegiatan ekonomi ini? Model bisnis pertama yang paling mudah dilakukan saat ini adalah model aktif. Enterprenur memandang GNU/Linux sebagai ujung tombak bisnis mereka dan menggunakan kekuatan ini ini untuk memenuhi pasar permintaan. Permintaan yang besar saat ini adalah kurang tersedianya sumber daya manusia yang mengerti GNU/Linux. Sebenarnya kesulitan customer (atau pasar) tentang kemampuan daya beli sistem operasi bukan lagi menjadi masalah sehingga malah dapat meloloskan kita sebagai penyedia layanan diatas GNU/Linux. Model bisnis yang kedua adalah pasif, yaitu dengan menjadikan GNU/Linux sebagai komplemen dari kegiatan bisnis kita. GNU/Linux bukanlah anti-bisnis, tetapi hanya anti-monopoli! Jika Anda belum pernah menggunakan GNU/Linux sebelumnya, dan juga mempunyai sumberdaya yang terbatas, persiapkan diri anda sendiri dengan dengan belajar dan melakukan test dari program yang ingin digunakan. Kemudian, jika sudah menguasai atau setidaknya mempunyai sumberdaya yang cukup. Jangan terburu-buru untuk mengganti semua server
yang ada sehingga sistem produksi menjadi terganggu. Lakukan saja semuanya
setahap demi setahap. Jika pada akhirnya Anda dapat mengganti server dikantor yang ada dengan GNU/Linux dan memberikan performa yang baik tanpa embel-embel biaya, dipastikan anda akan merasa menyesali kenapa tidak dari dulu anda melakukannya. Penjelasan singkat ini hanya merupakan suatu pandangan penulis berdasarkan data-data yang dimilkinya, sedangkan anda berhak untuk mengetahui lalu menggunaknnya ataupun mengabaikannya sama sekali. Dengan kata lain, keputusan berada di tangan anda dan tulisan ini hanya sebagai informasi yang mungkin penting dan atau mungkin juga tidak penting bagi anda
Sabtu, 17 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar